Siapapun
akan mengakui, melihat Makassar lima tahun lalu, dengan Makassar yang
ada sekarang, pasti akan jauh berbeda. Infrastruktur kota yang lebih
maju dan lengkap, menegaskan arah Makassar menuju kota megapolitan
semakin kentara. Infrastruktur jalan yang makin lengkap dengan berbagai
pembangunan jalan lingkar, fly over dan perluasan jalan tol serta
pelebaran jalan makin menegaskan kesiapan Makassar dalam menyongsong
predikat sebagai kota utama di Indonesia.
Gedung-gedung pencakar
langit yang mencoba menggapai cakrawala Makassar, juga menegaskan bahwa
Makassar benar-benar tengah bersiap tinggal landas menuju megapolitan
yang sebenarnya.
Ilham Arief Sirajuddin, menjadi orang nomor satu
di Makassar ketika perkembangan kota ini berada dalam taraf seperti
itu. Meski kita menghormati kemampuan pemimpin-pemimpin Makassar sebelum
Ilham, tetapi kondisi Makassar di bawah kepemimpinan Ilham sungguh
lebih kompleks.
Tak bisa dipungkiri, selama empat tahun lebih
ini, Ilham telah membawa Makassar ke arah yang lebih baik. Pertumbuhan
ekonomi yang meroket dari tahun ke tahun dan melampaui pertumbuhan
rata-rata nasional, menunjukkan betapa Ilham telah memberikan sumbangsih
besarnya pada kesejahteraan warga kota ini.
Jika pada tahun 2005
pertumbuhan hanya tercatat 7,16 persen, maka pada tahun 2006 lalu
meroket hingga mencapai 10,17 persen (Data BPS Makassar). Investasi juga
melambung yang dibuktikan dengan besaran nilai investasi yang masuk
hingga tahun 2007 yang mencapai Rp 8 triliun lebih. Sebuah pencapaian
yang mencenganngkan karena di awal kepemimpinan Ilham di tahun 2004
angka investasi hanya menunjukkan posisi sekitar Rp 1,1 triliun.
Imbasnya,
lapangan kerja makin terbuka. Angka pengangguran terus menurun, dari
tahun 2004 yang mencapai 42.430 orang, menjadi hanya 26.319 orang pada
tahun 2005. Artinya, dalam tempo setahun 16.111 orang yang berhasil
mendapatkan pekerjaan.
Berbagai program terobosan juga Ilham
lakukan, terutama dalam peningkatan kualitas hidup warga kota ini.
Program Makassar Bersih yang ia luncurkan sesaat setelah terpilih
menjadi walikota, langsung mengubah wajah kota. Sampah yang sebelumnya
menjadi masalah pelik Makassar, sudah bisa diatasi dengan berbagai
terobosan dalam bidang kebersihan.
Sektor Pendidikan yang memang
menjadi target utama dan menjadi salah satu konsentrasi Ilham begitu
terpilih, akhirnya memang mendapat bagian yang lebih banyak. Sadar akan
banyaknya warga kota yang belum mampu menyekolahkan anaknya karena
keterbatasan biaya, Ilham kemudian membuat kebijakan penggratisan
pendidikan pada beberapa sekolah terutama di daerah pinggiran.
Tahun
2007 lalu, sudah ada 18 sekolah yang terdiri dari 15 SD dan 3 SMP yang
digratiskan. Secara bertahap, jika dana memungkinkan maka di tahun 2010
mendatang, semua sekolah di Makassar akan berusaha digratiskan. Komitmen
itu dibuktikan Pemerintah Kota dengan terus menggenjot anggaran
pendidikan gratis menjadi Rp 5 miliar tahun ini, atau meningkat tajam
dibanding alokasi Rp 2 miliar di tahun 2007 lalu. Genjotan bidang
pendidikan itu membawa hasil nyata dengan posisi Makassar secara
nasional yang mampu menembus posisi 10 besar dari sebelumnya yang hanya
berkutat pada posisi 15 dan 17.
Ilham mampu dengan leluasa
mengumbar banyak program yang bertujuan untuk kesejahteraan warga kota
karena dia sadar kemampuannya menggenjot pandapatan asli Makassar. Tahun
2004, PAD Makassar hanya menunjukkan angka Rp 87, 4 miliar. Namun, tiga
tahun berselang, angka itu naik berlipat menjadi Rp 138 miliar di tahun
2007 lalu. Jika semua rencana berjalan sesuai yang ditargetkan, maka
tahun 2009 ditargetkan mencapai angka Rp 189 miliar.
Berdasar
dari semua keberhasilan itu, maka Ilham tak ragu menampilkan wajah
Makassar yang sesungguhnya di mata dunia. Bertepatan dengan peringatan
400 tahun Makassar, tahun 2007 lalu, diluncurkan sebuah tagline bertajuk
Great Expectation, yang berarti datang, lihat dan buktikan. Tagline ini
bermakna luas sebagai bentuk kepercayaan diri yang besar dari
pemerintah kota dalam memperkenalkan Makassar ke dunia luar. Makassar
kini betul-betul tak tertahankan lagi dalam menatap sebuah era baru, era
Makassar Megapolitan.
Penghargaan : | |
1. | Penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan di Sulawesi Selatan (Gubernur Provinsi Sulsel) |
2. | Penghargaan atas peran serta pengabdiannya dalam upaya melestarikan jiwa, semangat dan nilai-nilai 45 (Jenderal Purn. TNI Surono) |
3. | Bhumi Bhakti Adiguna, Penghargaan atas partisipasi dan dukungan untuk menjadikan pertanahan sebagai sumber kemakmuran rakyat melalui sumbangan pemikiran, kontribusi dalam meningkatkan mutu pelayanan dan pengembangan infrastruktur pertanahan (Kepala Badan Pertanahan Nasional) |
4. | Penghargaan penanganan wilayah kumuh perkotaan (Presiden RI) |
5. | Penghargaan pelayanan citra pelayanan prima (Presiden RI) |
6. | Manggala Karya Kencana (Kepala BKKBN) |
7. | Penghargaan sebagai penutur Bahasa Indonesia terbaik tingkat nasional kategori birokrat. (PP IMABSII, Kepala Pusat Bahasa Depdiknas RI) |
8. | Nugra Jasadarma Pustaloka, atas peran sertanya dalam memasyarakatkan perpustakaan (Kepala Perpustakaan Nasional RI) |
9. | Bhakti Koperasi dan UKM (Menteri Kperasi dab Usaha Kecil Menengah RI) |
10. | Wahana Tata Nugraha Bidang Lalulintas dari Presiden RI |
0 komentar:
Posting Komentar