“Segala permasalahan yang terjadi disebabkan ketidaktahuan manusia untuk bagaimana duduk tenang”. Blaise Pascal (1623-1662) Filsuf dan matematikawan Prancis.
Rasa persatuan di kalangan warga Indonesia sepertinya makin hari semakin menipis. Warga Negara ini cenderung lebih mementingkan ego sendiri ketimbang kepentingan bersama. Sedikit gesekan, bisa berujung tindakan main hakim sendiri atau tawuran. Hampir tiap hari ada saja aksi tawuran yang terjadi.
Penyebabnya pun bermacam-macam, mulai dari perebutan lahan parkir, masalah ketersinggungan, hingga masalah yang lebih konflik adalah SARA atau keyakinan agama. Sementara level tawuran juga berbeda-beda, mulai dari antarkampung, antaragama, antarsuku, hingga antargeng maupun antarsekolah.
Yang terbaru adalah aksi saling serang dua kelompok warga Jalan Andi Tonro dan warga Jalan Kumala Makassar. Masing-masing kelompok warga ini saling serang menggunakan batu, anak panah dan senjata tajam.
Lamanya tawuran antarkelompok ini berlangsung sekitar satu jam. Warga yang saling serang baru bisa dibubarkan setelah aparat dari Brimob Polda Sulsel menerjunkan pasukan bermotor dan mengeluarkan tembakan ke udara.
Akibat tawuran ini, seorang warga terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit karena luka terkena anak panah di lengan kirinya.
Setelah tawuran reda, polisi di lokasi kejadian mengamankan sejumlah anak panah yang digunakan untuk tawuran. Belum diketahui pasti penyebab terjadinya tawuran antarwarga ini. Diduga tawuran terjadi akibat dendam lama antardua kelompok warga tersebut.
Beberapa hari sebelumnya juga terjadi kerusuhan di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Minggu (31/3), kerusuhan tak terkendali. Sejumlah kantor pemerintah, kantor partai politik, dan kantor media massa dibakar dan dirusak sekelompok warga yang bersenjata. Insiden ini adalah imbas dari penetapan Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih yang digelar KPU Palopo pada Minggu (31/3).
Kantor-kantor yang dibakar antara lain Kantor Camat Wara Timur, Kantor Wali Kota Palopo, Sekretariat Partai Golkar, serta kantor Harian Palopo Pos. Selain membakar kantor, massa juga ikut membakar sejumlah kendaraan dinas di kantor Wali Kota.
Tidak hanya pembakaran dan perusakan, perkelahian dan perang antarwarga juga terjadi di beberapa titik. Dua aksi tawuran atau kerusuhan ini merupakan sedikit dari sekian banyak contoh tawuran yang terjadi di Indonesia.
Sejatinya banyak faktor mengapa masyarakat begitu mudahnya melakukan aksi-aksi kekerasan. Mulai dari ekonomi, ketimpangan sosial maupun pendidikan. Tapi yang jelas, seperti yang diungkapkan filsuf dan matematikawan Prancis, Blaise Pascal (1623-1662). “Segala permasalahan yang terjadi disebabkan ketidaktahuan manusia untuk bagaimana duduk tenang”.
Satu sisi negara sepertinya ‘tak berkutik’ menyelesaikan aksi-aksi anarkisme. Ini terlihat dari seringnya tindakan kekerasan dan aksi main hakim sendiri, bahkan tak jarang menghancurkan fasilitas-fasilitas umum.
Kita tentu berharap semua pihak dapat berperan untuk mencari akar-akar permasalahan dan menyelesaikannya segera. Karena pada dasarnya keamanan sangat berdampak pada semua sektor. Bahkan Abraham Maslow mengelompokkan keamanan sebagai kebutuhan nomor dua setelah kebutuhan fisologis, yang harus dipenuhi
0 komentar:
Posting Komentar